Dosen Teknik Latih Perajin Souvenir Aceh Memasarkan Produk Secara Online

Dosen Teknik Latih Perajin Souvenir Aceh Memasarkan Produk Secara Online

Admin KAFT
Jan 05, 2020
0 Komentar

Sebanyak 20 perajin souvenir khas Aceh di Gampong Baet Lampuot, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Aceh Besar diberikan pelatihan pemanfaatan market place untuk memasarkan produk yang mereka hasilkan melalui bisnis daring (online). Pelatihan ini dilakukan oleh sejumlah dosen Jurusan Teknik Elektro dan Komputer (JTEK) Universitas Syiah Kuala.

Selama ini produk-produk kerajinan para perajin tersebut dipasarkan melalui agen, sehingga ada nilai penjualan yang terpangkas.

“Tahun ini kami melatih kaum ibu yang merupakan pengrajin tas Aceh agar dapat memanfaatkan bisnis daring untuk meningkatkan ekonomi keluarga di Gampong Baet Lampuot. Gampong ini sejak lama sudah dikenal sebagai gampong yang banyak menghasilkan kerajinan Aceh,” kata Sekretaris JTEK Unsyiah, Eizar ST. MSc. seperti diberitakan aceHTrend, Minggu (29/12/2019).

Selain bertani, kaum ibu dari gampong ini rata-rata ikut membantu ekonomi keluarga dengan menjadi pengrajin souvenir. Adapun kerajinan souvenir khas Aceh yang dihasilkan adalah berupa aneka jenis tas, dompet, tempat pensil, dan lain-lain.

Elizar mengatakan, kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilakukan pihaknya merupakan salah satu komponen tri darma perguruan tinggi yang berlangsung setiap semester guna memenuhi kewajiban sebagai tenaga pengajar di lingkungan Universitas Syiah Kuala.

Untuk semester ganjil tahun ajaran 2019/2020, program ini dilaksanakan di Gampong Baet Lamphuot Kecamatan Suka Makmur, Aceh Besar dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komputer.

Menurut Elizar, setelah melakukan pendekatan dengan para pengrajin souvenir di Gampong Baet Lamphuot, JTEK merasa terpanggil untuk memberikan pelatihan pemasaran produk melalui bisnis daring. Pelatihan yang dilakukan meliputi pemanfaatan market place seperti OLX, Shoope, Bukalapak, Tokopedia dan media sosial Instagram.

Hal ini dilakukan mengingat sistem pemasaran yang dilakukan oleh para pengrajin selama ini sangat konvensional dengan memilih mempercayakan barang dagangannya kepada penadah sehingga modal produksi sering tertahan dan untung yang mereka dapat terlalu kecil. Kegiatan PKM 2019 ini dibantu oleh beberapa kelompok dosen dan mahasiswa JTEK yang berlangsung setiap hari minggu selama bulan September 2019.

“Semoga kegiatan pelatihan itu tidak hanya dapat meningkatkan ekonomi keluarga tapi dapat menjadi salah satu media promosi bisnis agar Aceh makin dikenal oleh dunia,” kata Elizar.

Sementara itu kata Elizar, warga berharap ke depannya, lokasi pelatihan tersebut dapat dijadikan sebagai desa binaan sehingga terjaga kesinambungannya.



0 Komentar